Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham atau menghentikan sementara aktivitas PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) yang tercatat dalam pemantauan khusus karena adanya keterlambatan pembayaran bunga obligasi.
Mengutip keterbukaan BEI, penghentian sementara tersebut dilakukan karena adanya penundaan pembayaran bunga Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya ke-18 Tahap IV Tahun 2019 Seri B (WSKT03BCN4).
“Demi menjaga ketertiban perdagangan efek, wajar dan efisien, Bursa Efek Indonesia (Bursa) memutuskan untuk menghentikan sementara perdagangan efek PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Di seluruh pasar, mulai sesi pertama perdagangan efek tanggal 16 November 2023. sampai pengumuman bursa lebih lanjut,” tulis manajemen BEI, Jumat (17/11).
Selain itu, BEI meminta agar seluruh pemangku kepentingan selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang dilakukan perusahaan.
Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 2,83 triliun pada kuartal III 2023 dibandingkan sebelumnya laba sebesar Rp 425,29 juta pada tahun lalu. Sedangkan kerugian per saham tercatat sebesar Rp98,39 per saham.
Berdasarkan laporan keuangan akhir September 2023, kerugian tersebut disebabkan oleh penurunan pendapatan sebesar 24,14% year-on-year (YoY) menjadi Rp7,81 triliun dari sebelumnya Rp10,3 triliun.
Rincian pendapatan perseroan berasal dari segmen konstruksi yang turun 29,68% year-on-year menjadi Rp6,31 triliun, sedangkan pendapatan bunga dari jasa konstruksi juga turun 3,7% year-on-year menjadi Rp45,36 miliar rupiah, sedangkan real estate pendapatan turun 24,88% year-on-year menjadi Rp 134,01 miliar.
Pendapatan penjualan beton pracetak tumbuh 21,95% year-on-year menjadi Rp372,69 miliar, pendapatan jalan tol tumbuh 23,15% year-on-year menjadi Rp830,77 miliar, dan pendapatan hotel tumbuh 30,82% year-on-year menjadi Rp64,94 miliar. miliar.
Selain itu, pendapatan lain-lain dari segmen penjualan infrastruktur mencatat penurunan 27,58% year-on-year menjadi Rp45,38 miliar, sedangkan sewa bangunan dan peralatan mencapai Rp7,43 miliar.
Penurunan pendapatan juga mengakibatkan beban pokok pendapatan Waskita turun 24,4% year-on-year menjadi Rp 7,04 triliun. Hal ini karena sebagian besar biaya inti yang terkait dengan jasa konstruksi telah berkurang.
Saldo setara arus kas hingga akhir September 2023 turun 85,89% menjadi Rp1,51 triliun secara year-on-year dibandingkan sebelumnya sebesar Rp10,72 triliun.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel selanjutnya
BEI menghapus gembok ICON. Apakah Asabri bisa bertransaksi lagi?
(fsd/fsd)
Quoted From Many Source