Jakarta, CNBC Indonesia – Rupee melemah terhadap dolar AS setelah berita buruk membuat takut pasar Tiongkok.
Rupiah ditutup pada Rp15.650 per dolar AS atau melemah 0,03% menurut data Refinitiv. Pelemahan ini terjadi selama tiga hari berturut-turut, terhitung sejak 7 November 2023.
Sedangkan Indeks Dolar Amerika (DXY) pada pukul 14.56 WIB turun 0,06% menjadi 105,53. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (11/8/2023) yang berada di 105,59.
Salah satu tekanan utama terhadap rupee berasal dari indeks harga konsumen (CPI) dan indeks harga produsen (PPI) Tiongkok yang berada di zona deflasi.
Pada bulan Oktober 2023, indeks harga konsumen Tiongkok mencatat deflasi sebesar 0,2% tahun-ke-tahun pada bulan Oktober 2023, naik dari bulan sebelumnya yang datar dan perkiraan pasar turun sebesar 0,1%, yang menunjukkan bahwa berbagai langkah stimulus Tiongkok tidak memberikan banyak manfaat bagi perekonomian. rangsangan secara keseluruhan. konsumsi.
Secara bulanan, indeks harga konsumen Tiongkok juga berada di wilayah deflasi sebesar 0,1% bulan ke bulan, posisi terendah sejak Juni 2023. Sebagai informasi, CPI bulanan Tiongkok rata-rata sebesar 0,15% sejak tahun 1996 hingga 2023. Hal ini menunjukkan indeks harga konsumen bulanan Tiongkok saat ini berada di bawah rata-rata selama 27 tahun terakhir.
Sementara itu, indeks harga produsen Tiongkok juga berada di wilayah deflasi sebesar 2,6% YoY. Angka terbaru ini sedikit di bawah perkiraan konsensus yaitu penurunan 2,7%, yang mengindikasikan deflasi produsen selama 13 bulan berturut-turut.
Mengingat rendahnya indeks harga konsumen dan indeks harga produsen di Tiongkok, hal ini menunjukkan bahwa kondisi Tiongkok saat ini sedang lesu dan tidak terlalu baik. Perlambatan perekonomian Tiongkok yang menjadi tujuan utama ekspor Indonesia juga akan berdampak pada perlambatan domestik.
Meskipun sentimen buruk berasal dari Tiongkok, data domestik yaitu penjualan ritel menunjukkan pertumbuhan 1,5% year-on-year pada September 2023, naik dari pertumbuhan 1,1% pada bulan sebelumnya dan menunjukkan pertumbuhan empat kali berturut-turut. bulan.
RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel berikutnya
Dolar AS Terus Menguat, RI: Waspadai Tsunami Ekonomi
(v/v)
Quoted From Many Source